Indonesia kaya sumber energi terbarukan, seperti angin, matahari, air, panas bumi, arus laut dan lain-lain dengan potensi bisa mencapai lebih dari 400 GW. Energy tersebut saat ini baru termanfaatkan sekitar 2%. Pemenuhan energi Indonesia 92% masih didominasi penggunaan energy fosil seperti minyak dan batubara dan hanya 8% memanfaatkan energi terbarukan. Politeknik Manufaktur Astra sebagai lembaga pendidikan ikut dalam kampanye dan sosialisasi penggunaan dan pemanfaatan energi matahari menjadi energi listrik.
Lin Prasetyani, S.T., M.T. dosen Polman Astra bersama sama dengan Mada Jimmy Fonda Arifianto, S.T., M.Sc. dan Djoko Subagio, S.T., M.T., M.Sc. dibantu juga oleh tenaga kependidikan William Sarfat dan Aprilyanto mewujudkan konstribusi itu dengan pembuatan teaching aid untuk dunia pendidikan dan juga industri yaitu prototipe pembangkit listrik tenaga surya. Kelebihan dari prototipe ini adalah ekperimen bisa dilakukan di luar maupun dalam ruangan (outdoor/indoor), karena dilengkapi dengan lampu halogen sebagai simulasi matahari dan pengukuran energi bisa dilakukan dengan jarak jauh memanfaatkan teknologi LoRa yang terintegrasi dengan teknologi informasi baik melalui jaringan lokal maupun internet.
Proses pembuatan diawali Februari 2020 mendapat bantuan dana PDP (penelitian Dosen Pemula) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Puncaknya pada 24-25 September 2020 makalah “Experimental Analysis Design of Solar Panel Energy Monitoring Prototype” dari penelitian dosen Politeknik Manufaktur Astra ini mendapat penghargaan the best paper di “2020 The 7th International Conference on Information Technology, Computer, and Electrical Engineering” (ICITACEE 2020) menyisihkan lebih dari 200 pemakalah dari seluruh Indonesia. Makalah yang dipresentasikan di Konferensi tahunan yang diselenggarakan antara Jurusan Teknik Komputer dan Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro ini juga akan dipublikasikan di Perpustakaan Digital IEEE Xplore yang terindeks oleh database internasional Scopus.